Saturday, February 1, 2014

Taiwan Negeri Formosa

         Di sini saya cuma berbagi bagaimana kehidupan di Taiwan dari segi budaya, teknologi, sosial, dan sebagainya. Apa yang saya ceritakan di sini benar apa adanya sesuai dengan pengalaman selama saya tinggal di Taiwan.Jadi ini adalah Formosa dongeng yang nyata.
         Saya cuma seorang TKI yang mencoba mengadu nasib cari duit. Terdesak kebutuhan ekonomi, buat sekolah anak, juga untuk membeli sebuah rumah, saya nekat datang ke Taiwan dengan modal yang cukup besar.sekitar 40 juta an, kemampuan bahasa mandarin yang sangat buruk, pengetahuan yang dangkal tentang situasi pabrik di Taiwan dan informasi PJTKI yang minim. Cukup dengan melihat di internet mengenai informasi sebuah PJTKI di Tangerang yang menjanjikan penghasiln yang tinggi dan kabar dari tetangga yang katanya gaji TKI di Taiwan bisa sampai 15 juta, saya tanpa pikir panjang langsung berangkat daftar ke PJTKI tersebut. Dengan perjuangan yang cukup panjang, mulai mengurus dokumen, medical check up, dan sebagainya, akhirnya 4 bulan kemudian saya bersama rekan-rekan TKI lainnya terbang ke Taiwan.
Taiwan Formosa
Salah satu tempat wisata di Gunung Lala, Negeri Formosa

       
Kami tiba di Bandara Iternasional Taoyuan kira-kira pukul 10 malam waktu Taiwan Formosa. Dengan tubuh lelah, kami turun dari pesawat menikuti panduan dari petugas-petugas Taiwan ke mana kami harus tuju. Di bandara ramai penuh hiruk pikuk, berbagai macam orang dengan ras bahasa campur aduk di tempat itu. Setelah proses check in yang melelahkan kami dipandu ke sebuah tempat , di situ berkumpul orang-orang non Taiwan, sepertinya pekerja asing yang sama dengan kami. Tiba-tiba datang laki-laki membawa kertas, menyebutkan nama kami satu per satu. Lalu kami segera berangkat menumpang mobil van sampai ke sebuah rumah kecil. Di rumah itu tidak ada kasur, cuma ruangan kosong berisi kipas angin dan matras tipis di lantai. Laki-laki itu menyuruh kami tidur di situ dan katanya besok pagi jam 6 harus berangkat medical check up.Kemudian dia pergi dan pintu dikunci. Kami benar-benar lapar saat itu dan laki-laki itu sama sekali tidak memberi kami makan, padahal kami sudah memberi tahu dia bahwa kami butuh makan.(kebetulan ada 1 di antara kami yang bisa bicara mandarin karena dia ex-Taiwan). Apa daya kami, terpaksa kami tidur dengan perut lapar. Saat itu pukul 1 pagi.
            Esok paginya mungkin pukul 6 kurang tiba-tiba pintu dibuka, seorang perempuan Taiwan masuk sambil marah-marah menyuruh kita cepat-cepatkeluar sambil membawa barang-barang kami. Lalu kami berjalan cepat mengikuti perempuan itu selama kira-kira 10 menit sampai ke gedung medical check up.  Sampai situ semua barang ditaruh di pinggir, lalu kami turun ke basement untuk melakukan serangkaian medical check up.Kemudian kami naik , dan dijemput sebuah mobil van dengan sopir yang berbeda. Saat itu pukul 9 pagi. Kami berangkat sampai ke sebuah pabrik Ya, itulah pabrik kami sesuai dengan foto yang di ada di internet. Di situ kami disambut dua orang perempuan, yang satu orang indonesia, satunya lagi sepertinya orang Taiwan yang belakangan kita tahu dia orang Thailand. Ternyata mereka agen cabang taiwan yang bekerja sama dengan PJTKI indonesia. kemudian kami berkumpul di sebuah ruangan, agen memberi kami roti mantou dan teh kotak, lalu mengurus beberapa dokumen, dan ada pula sambutan dari bos dan pejabat-pejabat penting di pabrik itu. Agen memberikan barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti peralatan mandi, kasur tipis,lemari, dan sebagainya.Lalu kami naik dan masuk ke kamar asrama. Ya ampun, benar-benar mengecewakan, kamar itu berlantai papan kayu, dengan jajaran ranjang bertingkat dua. Atap eternit yang menganga sebagian, dinding seng berlapis gabus, udara sangat panas di ruangan itu. Saya celingak-celinguk cari AC, tidak ada AC, ya ampun. Bahkan kipas angin pun tak ada. Inikah yang disebut Negeri Formosa ? Dengan tubuh lelah lemas , kami mulai membenahi ranjang, lemari, dan pakaian kami. Kemudian berbaring tidur lelap sampai sore.
            Setelah bangun, kami ambil pientang (nasi bungkus) yang setiap sore rutin dikirim ke pabrik untuk TKI. Ketika makan kami dihampiri senior-senior,mereka berbicara banyak hal tentang pabrik itu. (masih bersambung ke posting berikutnya di formosa dongeng....)